Ada dan ketiadaan, bukan alasan untuk mengundang Tuhan duduk bersamaku demi sebutir keluhan
Adalah tolol, masih meminjam nafas fana saat sosokmu lelap dalam keabadian
Mungkin aku akan berdiri diujung telunjukNya dan mengembalikan sehelai harap yang kian tipis membayang
Sebab senyummu kini menjadi tangisku,
apa masih pantas aku mengulur doa memanjangkan langkah
Kubiarkan kenangan mengiring perjalanan,
sebab ia tak pernah ingkar sebagai teman
Ia menghias topeng waktu diwajahku berganti-ganti
Ia menyodorkan segenggam tawa jika kuterpesona dibawah redupnya angan
Dan menampung segenang kepedihan yang luruh ditangkup rapat jemari saat wajahnya menjelma serupa bila mematut bayang, bercermin dikedua mataku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar